Allah bersama kita. Allah selalu di samping kita. Allah sendiri yang menyertai kita, melayani seluruh kebutuhan kita, seakan-akan tidak ada hamba yang lain yang dilayani Dia. Tetapi setiap saat juga kita maksiat kepada-Nya seakan-akan kita punya Tuhan selain-Nya.
Shalat merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan bagi setiap muslim yang beriman, di dalam Al-Quran surah Al-Baqarah disebutkan:
“sesungguhnya shalat itu berat, kecuali untuk orang-orang yang khusyuk”
Ada yang mengatakan, cara agar seseorang bisa khusyuk yaitu dengan membayangkan Allah Swt. Karena sesungguhnya Allah itu tidak seperti yang kita bayangkan. Karena setiap kali kita membayangkan Allah, pastilah bayangan kita keliru. Sebab, Allah adalah zat yang tidak terbayangkan.
Jika kita menyembah Allah dengan membayangkan Dia, maka sebenarnya yang kita sembah bukan Allah, tetapi kita menyembah pembayangan kita, itu berarti kita melakukan musyrik.
Lalu bagaimana kita bisa melakukan shalat dengan khusyuk?
“sesungguhnya shalat itu berat, kecuali untuk orang-orang yang khusyuk”
Seperti apa orang yang khusyuk itu? Orang yang khusyuk yaitu orang yang yakin bahwa dia akan bertemu dengan Tuhan mereka, dan kepada Dia-lah dia akan kembali.
Ubahlah pandangan hidup kita, agar ketika kita shalat, kita sedang kembali menuju Dia. Shalat itu adalah kehormatan. Shalat itu adalah peluang yang diberikan Allah swt. kepada kita untuk menghadap Dia. Taruhlah misalnya kita diberi kesempatan Pak Presiden untuk menghadap beliau. Walaupun harus menunggu lama, itupun merupakan suatu kehormatan untuk kita.
Jadi kekhusyukan diperoleh jika kita merasa shalat itu sebuah kehormatan untuk menemui Dia.
Allah swt. selalu di dekat kita, lebih dekat dari urat leher kita. Bahkan Dia bersama kita ke manapun kita pergi. Kita saja yang tidak bersama Dia. Kita saja yang tidak menempatkan diri kita bersama Dia. Sehingga kita tidak bisa menyaksikan-Nya, dan yang kita saksikan hanya selain Dia.