Sebagai anak muda suku Bugis-Makassar harus mengerti arti dan makna dibalik “uang panaik”.
Apa itu “Uang Panaik” ?
Uang panaik adalah sebutan salah satu bagian dari proses pelamaran gadis Bugis-Makassar. Uang panaik berupa uang yang harus disiapkan oleh calon suami untuk dipersembahkan kepada gadis yang akan dilamarnya.
Kenapa harus ada “Uang Panaik”
Ini adalah tradisi yang sudah turun temurun. Sebagai simbol keseriusan seorang lelaki untuk meminang sang wanita idaman. Uang panaik ini juga biasa disebut sebagai uang pesta. Mengajarkan para pemuda suku Bugis-Makassar untuk mapan terlebih dahulu baru berani untuk mengajak menikah anak gadis orang lain.
Berapa besar “uang panaik” yang harus disiapkan? dan faktor apa saja yang menentukannya?
Untuk jaman sekarang besarnya uang panai untuk status sosial menengah kebawah sebesar (15 – 50 jt). Sedangkan untuk yang memiliki status sosial tinggi misalnya dia seorang bangsawan, orang kaya dan anak gadisnya memiliki pekerjaan yang mapan bisa mencapai (100-500 jt). Jumlah uang panai juga sangat ditentukan, pendekatan sang pemuda pada keluarga perempuan, penilaian keluarga perempuan terhadap pemuda dan kemampuan negosiasi pabbicara. Jumlah uang pesta yang besarnya tidak pantas ( de na sitinaja), tidak wajar jika dibandingkan dengan harga rata- rata yang ada dengan status sosial, pendidikan dan pekerjaan si gadis maka bisa jadi pertanda penolakan secara halus. Jika pihak keluarga laki-laki telah menyetujui, maka dibicarakanlah waktu untuk “mappenre dui”( mengantarkan uang pesta) sekaligus ” mappetu ada”(menentukan hari). Jika pihak laki – laki tidak menyanggupi “uang pesta” yang diminta, maka bisa meminta waktu, dan melakukan negosiasi dibelakang layar kemudian mengulangi proses lamaran.
Itu dia tadi penjelasan singkat dan padat dari BeMaks tentang tradisi “Uang Panaik”.
Nah, kalau kamu ingin tahu lebih lanjut bisa baca artikel di bawah ini
sumber artikel & gambar : boggel-pattinjo.blogspot.com