Pembuatan Perahu Phinisi di Tanah Beru Bulukumba.
Bulukumba kota pariwisata. Keindahan Alamnya, pantainya yang berpasir putih, dan air lautnya yang jernih membuat wisatawan tak bosan mengunjunginya. Sebut saja Tanjung bira, pantai Bara, Pantai Apparalang semuanya jadi surga wisata bahari dari kota Bulukumba. Tapi ternyata, sangat dekat dari pantai tersebut, tersebutlah sebuah desa pesisir yang penduduknya pada umumnya memiliki pekerjaan sebagai pembuat perahu Phinisi. Berlokasi di Kabupaten Bulukumba, tepatnya di Tana Beru, perkampungan pesisir pembuat perahu Pinisi ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang ke ujung selatan pulau sulawesi ini.
Perahu Phinisi merupakan perahu khas Pelaut Bugis Makassar. Perahu ini bisa disebut sebagai perahu nenek moyang orang Indonesia. Perahu yang membuktikan bahwa Indonesia dahulu adalah negara maritim yang luas dengan budaya pelaut dan pembuat kapal yang tangguh. Ciri khas perahu Phinisi adalah layar lebar membantang pada bagian depan dan belakangnya karena dulunya pelaut Indonesia mengandalkan angin sebagai pendorong laju perahu.
Zaman semakin modern, perahu Phinisi kini ada yang menggunakan mesin motor diesel sebagai tenaga pendorongnya, sehingga ukurannya jadi jauh lebih besar dari versi lawasnya. Memiliki panjang sekitar 20 meter dan mampu menampung beban hingga 30 ton. Proses pembuatan dikerjakan oleh lebih dari sepuluh orang dan pengerjaannya bisa memakan waktu hingga berbulan-bulan.
Perahu Phinisi memiliki tiga pokok bagian penting. Bagian tersebut adalah bagian atas, bagian utama, dan bagian belakang. Sementara, bagian bawahnya dilapisi oleh fiber keras sehingga bisa menahan air. Yang menarik, walaupun pembuatan perahu Pinisi sudah terpengaruh modernisasi, ritual-ritual dalam pembuatan perahu masih terus dilakukan hingga saat ini.
Ada ritual khusus saat awal membuat perahu Phinisi yaitu ditandai dengan seorang pawang perahu memotong bagian dasar pembuatan perahu yang biasa disebut dengan “lunas”. Kemudian, disiapkan sesajen berupa kuliner yang manis-manis dan menyembelih seekor ayam putih. Sajian kudapan yang manis merupakan simbol harapan agar perahu yang hendak dibuat akan mendatangkan keberuntungan bagi pemiliknya, sementara darah yang ditempelkan pada “lunas” merupakan simbol agar tidak terjadi kecelakaan saat pembuatan perahu.
Anda berminat membeli perahu phinisi? Bila ingin memiliki perahu phinisi pembelian dilakukan dengan melakukan pemesanan terlebih dahulu. lalu menentukan model perahu serta interior di dalamnya. Bentuk perahu tentu disesuaikan dengan anggaran yang sudah disepakati. Perahu Pinisi berukuran besar dengan tenaga mesin diesel dijual dengan harga yang fantastis, bisa mencapai Rp2 miliar.
Credit Picture Special Thanks to Jojo_Joovi dan http://www.indonesiakaya.com