Sobat BeMaks, di Kota Makassar ikan bisa dijadikan bahan baku masakan apa pun, tidak terkecuali menu yang berkuah atau sup. Sup ikan khas Kota Angin Mammiri ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan sup sejenis dari daerah lain di Indonesia. Kekhasan itu berasal dari bumbu rempah yang digunakannya yakni bumbu kaloa.
Tidak sulit mendapatkan menu sup ikan ini di Kota Makassar. Hampir di tiap ruas jalan dapat ditemukan warung makan yang menjajakannya. Yang paling terkenal Salah satunya terletak di Jalan Tentara Pelajar, No.104. Menu yang dikenal dengan sebutan pallu kaloa itu menjadi andalan.
Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, pallu kaloa berarti memasak dengan menggunakan rempah kaloa, yang merupakan rempah khas Sulawesi Selatan. Kaloa tergolong rempah biji dengan kulit keras berukuran kecil seperti bawang. Bagian yang digunakan untuk meracik sup ikan ini adalah bijinya yang berwarna hitam, tanpa dihancurkan sama sekali, untuk menciptakan cita rasa asam yang khas.
Kuah sup ini terlihat berwarna kehitaman dan tidak kental. Berhubung tampilan kuahnya mirip menu rawon asal Jawa Timur, tak ayal sebagian warga pendatang di Makassar menyebut pallu kaloa sebagai rawon ikan. Pallu kaloa menjadi salah satu masakan yang paling diburu wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Masyarakat dari kalangan biasa hingga pejabat kerap menjadikan makanan ini sajian utama ketika menjamu tamu. Warung pallu kaloa di Jalan Tentara Pelajar ini sudah hadir sejak era tahun 1970-an.
Sobat BeMaks, peracik pertama Pallu Kaloa bernama H. Wasid asal Kabupaten Pangkep. Dulu ia berjualan pallu kaloa menggunakan gerobak di Jalan Lombok. Menu ini rupanya berhasil menarik perhatian banyak penikmat makanan sehingga pada tahun 2005, H. Wasid memutuskan untuk mengembangkan usahanya dengan membuka warung makan di Pasar Sentral. Lantaran Pasar Sentral sempat mengalami dua kali kebakaran, H. Wasid lantas mengajak anaknya untuk membuka warung di Jalan Tentara Pelajar pada tahun 2008. Warung yang awalnya hanya berukuran 4X6 meter kini telah berkembang menjadi 8X6 meter.
Tidak hanya itu, warung pallu kaloa milik H. Wasid kini juga sudah memiliki dua cabang salah satunya dikelola oleh sang cucu. Pallu kaloa yang diracik H. Wasid bersama tujuh anaknya memiliki ciri khas tersendiri. Kalau di rumah makan lain kuah sup dibumbuhi kelapa, di tempat ini sebaliknya, tidak menggunakan kelapa sama sekali. Kuah sup hanya mengandalkan cita rasa asam dari rempah kaloa yang dicampur asam Jawa dan gula merah.
Resep yang digunakan sudah turun-temurun diwariskan dari kakek makanya tidak akan sama dengan tempat lain. Apalagi ikan yang dipakai benar-benar dipilih dan tidak asal seperti kerapu, lamuru, katamba, kaneke, dan tuna yang hanya dipakai kepalanya. Sementara yang ingin mencicipi dagingnya, dipilihkan ikan tuna dan lamuru. Adapun untuk kuahnya menggunakan bumbu rempah yang terdiri atas lengkuas, sereh, bawang putih, bawang merah, kayu manis, pala, ketumbar, merica, dan kaloa.
Nah, Sobat BeMaks yang ingin mencicipi Menu pallu kaloa ini di Jalan Tentara Pelajar menawarkan harga yang sangat terjangkau untuk satu porsi. Untuk porsi kepala ikan, konsumen hanya perlu merogoh kocek Rp. 28.000, sedangkan untuk dagingnya ditawarkan Rp. 12.000.
Menu sandingan yang paling pas dengan pallu kaloa adalah lawara jantung pisang, acar mangga, rumput laut, dan telur ikan. Untuk mencicipi pallu kaloa, anda bisa berkunjung di Warung H. Wasid ini mulai pukul 08.30 WITA sampai dengan pukul 22.00 WITA. Pallu kaloa sangat cocok dihidangkan hangat bersama nasi yang juga hangat. Agar makin mantap, tambahkan pula sambal yang pilihannya ada tiga yaitu sambal tumis, sambal rica, dan sambal biji.
Sobat BeMaks, itulah tadi ulasan tentang hidangan khas pallu kaloa yang menurut sebagian orang pendatang di Kota Anging Mammiri ini menyebutnya sebagai rawon khas makassar yang menggunakan ikan. Tak diragukan lagi cita rasa menu khas ini. Ingin mencicipinya? penasaran? datang saja langsung di Warung H. Wasid, Jalan Tentara Pelajar, No. 104, Makassar.
Demikianlah artikel ini dibuat dari berbagai sumber referensi bacaan.
Source: www.rasamasa.com
Dokumentasi/Gambar: www.sindonews.com